Pelatihan Virtual: Peserta PPG Dilatih Kembangkan Perangkat Pembelajaran Transformatif Berbasis Kearifan Lokal

Jember, 26 September 2025-Sebuah pelatihan bertema “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Transformatif Berbasis Kearifan Lokal” digelar secara virtual dengan tujuan memperkuat kompetensi guru dalam merancang perangkat ajar yang lebih relevan, kontekstual, dan bermakna. Khususnya dalam pembuatan tugas modul 3 di LMS dan uji kinerja nantinya. Menghadirkan narasumber pengawas PAI, Zuhrotul Munawaroh, S.Ag., M.Pd.I.
Kegiatan ini menekankan pentingnya perangkat pembelajaran yang sistematis sebagai penopang proses belajar mengajar. Dengan perencanaan yang baik, guru tidak hanya lebih siap menghadapi kelas, tetapi juga mampu menyampaikan materi dengan lebih jelas, menarik, dan memotivasi siswa untuk belajar.
Salah satu sorotan utama pelatihan adalah integrasi kearifan lokal dalam perangkat ajar. Budaya lokal dipandang sangat berpengaruh terhadap cara beragama dan cara belajar siswa, sehingga pembelajaran agama tidak harus sepenuhnya bercorak Arab. Anak-anak justru perlu merasa bangga dengan identitas keislaman yang berpadu dengan keindonesiaan. Dengan demikian, perangkat pembelajaran berbasis lokal dapat membentuk karakter yang lebih kuat sekaligus meningkatkan pemahaman siswa.
Pelatihan ini juga menyinggung tentang kurikulum berbasis cinta (KBC) yang digagas Kementerian Agama. Kurikulum ini tidak menggantikan kurikulum yang ada, melainkan disisipkan ke dalam pembelajaran untuk menumbuhkan karakter, nilai kemanusiaan, serta kesadaran spiritual siswa. Misalnya, praktik wudu dapat diajarkan dengan menekankan kepedulian terhadap lingkungan.
Selain itu, peserta diajak memahami pentingnya pola pikir berkembang (growth mindset) dalam pendidikan. Guru didorong untuk menanamkan nilai ketahanan dan motivasi pada siswa, sehingga mereka mampu menjadikan tantangan sebagai peluang untuk maju.
Topik lain yang mendapat sorotan adalah pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Digitalisasi dianggap penting untuk meningkatkan efektivitas mengajar, mulai dari penggunaan Al-Qur’an digital, jurnal online, hingga penyusunan bahan ajar berbasis multimedia. Meski demikian, peran guru tetap tak tergantikan karena hubungan emosional dan sentuhan spiritual hanya bisa diberikan oleh manusia.
Pelatihan juga menegaskan pentingnya perencanaan pembelajaran berbasis Profil Pelajar Pancasila, yakni pembelajaran yang membentuk karakter religius, nasionalis, sekaligus kritis dan kolaboratif. Hal ini selaras dengan konsep pembelajaran mendalam (deep learning) yang menekankan keterlibatan siswa, relevansi materi dengan kehidupan nyata, serta asesmen yang komprehensif mulai dari awal hingga akhir proses belajar.
Pada sesi kedua, Koordinator Prodi PAI, Dr. Nino Indrianto, M.Pd mengarahkan para peserta untuk menyiapkan perangkat pembelajaran, video praktik, hingga RPP yang sesuai standar UKMPPG, baik uji tertulis maupun uji kinerja (UKIN). Jadwal praktik pembelajaran telah ditetapkan pada 5–10 Oktober, dengan kewajiban mengunggah video sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Melalui pelatihan ini, guru diharapkan mampu merancang pembelajaran yang holistik, transformatif, dan berbasis kearifan lokal. Dengan begitu, pendidikan tidak hanya berorientasi pada transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kesiapan generasi muda menghadapi tantangan zaman digital.
Tayangan ulang: https://www.youtube.com/watch?v=AV-VryCyCT0
Materi Pelatihan: https://s.id/PelatihanPerangkatPembelajaranPPGUINKHAS
Tag :